Raudhatul Athfal (disingkat
RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6
tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, dibawah pengelolaan Kementrian Agama.
Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) termasuk jenis
Pendidikan anak usia dini yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pembinaan Raudhatul Athfal (RA) dilakukan oleh Kementerian Agama dibawah
direktorat Pendidikan Madrasah. Raudhatul Athfal setingkat dengan Taman
kanak-kanak yang dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Di Indonesia, menempuh pendidikan TK/RA tidaklah wajib. Namun dalam perkembangannya, banyak sekolah dasar yang mewajibkan calon siswanya lulus TK/RA.
METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam membimbing
peserta didik mencapai kompetensi yang ditetapkan. Guru harus
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya. Termasuk bagi peserta didik di tingkat Raudhatul Athfal.
Jalur Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) termasuk pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.
Sebagai pendidikan anak usia dini, Raudhatul Athfal memerlukan metode
dan strategi pembelajaran khusus. Ada beberapa Metode pembelajaran yang
bisa digunakan di Raudhatul Athfal (RA) antara lain sebagai berikut:
1. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada peserta didik secara lisan
2. Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan peserta didik. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk 1) bercakap-cakap bebas, 2) bercakap-cakap menurut pokok dan 3) bercakap-cakap berdasarkan gambar seri.
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut pokok dilakukan berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
3. Metode Sosiodrama atau bermain peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada peserta didik melalui bermain peran, yakni peserta didik diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya: bermain jual beli sayur-mayur, bermain menolong peserta didik yang jatuh, bermain menyayangi keluarga, dan lain-lain.
4. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan cara mengajak peserta didik mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.
5. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dilakukan dengan cara mempertunjukan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya agar peserta didik memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya: menghapus buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.
6. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada peserta didik. Metode ini digunakan untuk: 1) mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik, 2) memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, dan 3) mendorong keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada peserta didiik dalam mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya. Misalnya balon ditiup, warna dicampur, air dipanaskan, tanaman disirami atau tidak disirami dan lain-lain.
8. Metode Proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada peseta didik melakukan aktivitas belajar secara bertahap, dari tahapan awal sampai tahapan akhir yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan. Metode ini menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang sederhana untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Misalnya: menanam tanaman yang mudah tumbuh dengan biji (cabe, tomat, kacang hijau), dengan batang (singkong), dengan daun (cocor bebek), kegiatan bersama dengan satu hasil (praktik memasak).
9. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang digunakan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.
Sumber : http://yunandra.com/metode-pembelajaran-raudhatul-athfal/
Melatih kemandirian anak untuk membiasakan makan sendiri |
Membiasakan berdo'a sebelum dan sesudah makan |
Pembelajaran Ibadah Sholat |
Mengenalkan Huruf Hijaiyah |
Kegiatan Senam Pagi |
--- oOo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar